Selasa, 16 Mei 2017

Paradigma dunia Barat terhadap Islam

Paradigma dunia Barat terhadap Islam
Oleh: Hasan Khariri, Tulungagung 21 Februari 2017
Islam adalah agama rahmatan lil’alamin cinta terhadap perdamaian, memahami sesame dan sangat toleran. Namun, begitu tragis semenjak konflik dunia Barat dan Islam memuncak, pandangan negatif tentang Islam mulai berkembang, Islam memulai mengembamngkan intelektual dari tokoh-tokoh berbagai pembahruan. Saat itu serangkaian tuduhan dan celaan tentang Islam tidak henti-hentinya melesat seiring aksi pengeboman dan aksi teror yang dituduhkan kepada masyarakat muslim, didunia akademik mampu menerobos dindingnya kelemahan orientalis Barat. Padahal, kekacauan yang terjadi bukan dimulai dari orang muslim. Melihat kebangkitan Islam dari kebudayaan, intelektual, social, maupun kultur mulai menewasakan.
berikut ini adalah tuduhan dan celaan di bidang anarkis bahwa Islam adalah agama teroris semakin berkembang, saat terjadi tragedi WTC pada tanggal 11 September 2001 yang cukup banyak menewaskan warga Amerika pada umumnya. Tragedi itu banyak memberi dampak negatif terhadap Islam, karena bangsa Barat menuduh kelompok Al-Qaeda yang melakukan aksi teror tersebut. Padahal tidak ada bukti nyata yang mendasari bahwa Islamlah yang melakukan pengeboman di WTC. Sampai saat ini, kasus dan misteri tragedi pengeboman WTC belum terungkap, namun segala kecaman terhadap Islam masih dilakukan di Negara Barat. Akibatnya, seluruh dunia mempercayai kalau Islam lah yang paling bertanggung jawab atas pengeboman di WTC dan Pentagon, di dunia pembahruan banyak kemunculan para tokoh cendikiawan Muslim yang sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan Islam di dunia, seperti Hassan Hanafi, Arqoun, kuntowijoyo yang melegal Islamisasi Ilmu, dan banyak lagi para tokoh Muslim yang mampu merubah kacamata Islam untuk dunia Barat. Namun penghargaan keilmuan para tokoh Muslim tidak disikapi dengan baik oleh intelektual Barat, semakin kuat Amerika untuk terus memperluas kebudayaanya terhadap dunia.
kembali lagi ke bidang anarkis setelah kejadian 11 September itu, banyak kaum muslim yang teraniaya. Contohnya di negara Afghanistan, Amerika membumi hanguskan kawasan penduduk sipil yang tidak berdosa. Kekerasan dan teror banyak dialami oleh kaum muslim. Kaum muslim dikucilkan, dibatasi ruang geraknya hingga hak-haknya tidak terpenuhi.
Banyak orang menganggap Al-Qaeda lah yang bertanggung jawab atas tragedi WTC. Mengapa tidak berpikiran bahwa bisa jadi serangan itu bukanlah dilakukan oleh orang Islam namun dirancang oleh Amerika Serikat (AS) sendiri untuk menghancurkan umat Islam dan citra Islam?
Banyak bukti yang menyatakan, bahwa tragedi di WTC bukanlah aksi teror dari umat muslim, melainkan adanya konspirasi dan taktik bangsa Barat untuk menjatuhkan Islam. Hasil penelitian dari Dave von Kleist, penyiar TV dan radio, dan William Lewis, sutradara film documenter, peristiwa WTC banyak keganjilan yang tidak masuk akal. Saksi mata dalam peristiwa itu juga menyebutkan, bahwa keterangan para penyidik tidak berdasar. Sehingga, tuduhan terhadap Islam sebagai agama teroris merupakan taktik yang diciptakan Barat untuk menjatuhkan nama Islam dimata dunia. (Sumber: 911 Video and Photographic Evidence dari 911 In Plane Site).
kenyataan diatas memang sangat sulit dunia Barat untuk menerima Islam dengan ruang lingkup kebaikan dan Walaupun fakta-fakta telah diungkapkan, bahwa Islam bukan agama teroris, namun isu tersebut masih tetap berkembang. Banyak media yang justru menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah. Akibatnya, Islam dianggap menjadi agama yang paling keras dan kejam.
Beberapa surat kabar Amerika menyatakan serangan 11 September 2001 merupakan ancaman hegemoni mereka. Setelah peristiwa itu, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap terorisme. (Dari Penjara Taliban Menuju Iman: 41).
Walau Amerika menyatakan menumpas terorisme, namun mereka sebenarnya yang mempelopori aksi terorisme tersebut. Contohnya saja pengeboman yang terjadi di Afghanistan, awalnya semua orang mengira Amerika menjatuhkan bom di desa Kama akibat salah sasaran. Kenyataannya, Amerika terus-menerus menjatuhkan bom di desa itu selama tiga hari berturut-turut, jadi tidak mungkin itu tidak disengaja. Padahal desa tersebut merupakan daerah penduduk sipil. (Dari Penjara Taliban Menuju Iman:118) Kalau tragedi WTC itu disebut terorisme, lalu bagaimana pengeboman yang terjadi di Afghanistan tersebut?
Bukan hanya konflik Afghanistan, ketidakadilan yang dilakukan bangsa Barat terhadap Islam terlihat pada konflik lain seperti perang Amerika-Irak. Setelah Amerika membumi hanguskan daerah Irak, tuduhan tentang Irak yang memproduksi senjata nuklir tidak terbukti. Ironisnya, Amerika tidak mengakui kesalahannya dan justru masih bertahan untuk mempertahankan kekuasaannya di Irak.
Konflik yang paling mencolok adalah konflik antara Palestina-Israel. Bila bangsa barat berkeinginan menumpas terorisme, lalu kenapa tidak ada tindakan untuk menumpas kekerasan Israel yang merampas hak-hak Palestina?
Hal ini membuktikan, isu negatif itu merupakan tuduhan bangsa barat yang ingin menjatuhkan Islam di mata dunia. Segala opini dan berita dari media selalu menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah. Padahal kekerasan yang terjadi, justru dimulai dari bangsa barat. Sehingga, berita miring yang berkembang saat ini tidak lain merupakan taktik barat untuk menghancurkan Islam.
3.2 Sikap Masyarakat Menaggapi Pandangan Negatif Barat terhadap Islam
Telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, Islam telah lama memiliki konflik yang cukup rumit dengan bangsa barat. Konflik tersebut melahirkan pandangan negatif barat terhadap Islam.
Kini, pandangan negatif tentang Islam semakin berkembang. Hal itu dipengaruhi dari berbagai media yang selalu menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah.
Bila lebih kritis, justru bangsa Barat yang memulai konflik yang terjadi di dunia. Namun, ironisnya dunia telah menghakimi bahwa Islamlah yang paling keras dan kejam. Inilah uraian yang begitu negative Islam dimata dunia Barat, ada beberapa karakteristik Islam untuk dunia (rahmatan lil’alamin)
Etika Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan adalah ajaran Allah SWT.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia. (Studi Islam Kontekstual:45)
Islam mengajarkan etika-etika dan sikap yang tidak keras namun tegas. Bila ada pandangan negatif yang menganggap Islam adalah agama yang kejam dan keras, hal itu merupakan opini miring yang ingin menjatuhkan Islam.
Untuk itu, perlu ada sikap kritis dan cerdas menyikapi opini miring tersebut, agar tidak merugikan salah satu pihak.
Kalaupun ada serangan dari sebagian kecil orang Islam garis keras, hal itu dikarenakan rasa kekecewaannya terhadap kaum Nasrani dan Yahudi yang menindas mereka.
Bisa diibaratkan, bila seseorang disakiti, dan dia merasa kecewa dan sakit hati, apakah dia akan diam saja? Bila kita dilempar batu, apakah kita diam saja? Paling tidak, kita menangis atau menasehati yang melempar batu tersebut.
Begitulah perasaan orang-orang di Afghanistan, Irak dan Palestina. Mereka menyerang bukan karena tanpa sebab, melainkan Negara mereka telah dibumi hanguskan dan direnggut hak-haknya. Bila terjadi demikian, apakah mereka hanya diam saja? Kenyataannya, lokasi pengeboman yang dilakukan bangsa Barat adalah tempat masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Sangat ironis, bila pembelaan orang-orang yang teraniaya itu disebut teroris. Namun cara-cara seperti pengeboman memang bukanlah solusi terbaik.
Selain media telah memberitakan hal-hal yang negatif tentang Islam, Barat telah berhasil memberi kesan setelah melempar batu, mereka sembunyi tangan.
Oleh karena itu, sikap yang perlu dilakukan masyarakat kita sebagai Muslim sejati adalah lebih kritis dan cerdas dalam menanggapi isu-isu dan pandangan negatif yang berkembang tentang Islam saat ini. Kita perlu meningkatkan atau mensosialisasikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil`alamin ini di berbagai kesempatan, seperti yang baru-baru ini diadakan di Jerman. Dan juga di Indonesia ada beberapa kasus seperti kasus Ahok dalam penistaan Agama Islam. Sebenarnya kalo kita lebih kritis lagi untuk melihat wacana tersebut banyak factor yang memang pada dasarnya ingin mengecam Islam di Indonesia jelek. Perlu diperhatikan bahwa Islam di Indonesia Islam khas dari ideology pancasila dengan kulturalnya, perularisnya, toleranya dan sangat sosialis. Hal ini memang umat Islam telah diguncangkan berbagai masalah, namun sikap kita harus lebih cerdas dan tanamkanlah nilai-nilai nasionalisme kita terhadap Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar