PENELITIAN KUALITATIF DALAM BIDANG PENDIDIKAN ISLAM
REVISI MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah
“Metode
Penelitian Pendidikan”
Dosen Pengampu:
1.
Dr.
Prim Masrokan Mutohar, M.Pd
2.
Dr.
Ahmad Tanzeh, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Hasan Khariri
NIM 17501164008
SEMESTER II.A
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG
MEI
2017
PRAKATA
Puji
ayukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadiran
Allah SWT yang telah memberi petunjuk kepada umat manusia, sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah dengan berjudul “Penelitian Kualitatif Dalam
Pendidikan Islam”.
Sholawat
serta salam semoga tercurahkan kepada bagonda
Rosulullah SAW yang telah memberikan petunjuk kepada umat manusia, sehingga
manusia dapat terbebas dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak
Dr. H. Maftukhin, M. Ag selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan
fasilitas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu.
2.
Bapak Prof. Dr. H.
Achmad Patoni, M. Ag selaku direktur Pascasarjana IAIN Tulungagung yang selalu
memberikan dorongan semangat dalam mengemban ilmu pengetahuan selama
perkuliahan.
3.
Bapak
Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd dan Dr. Ahmad
Tanzeh, M.Pd.I selaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam.
4.
Seluruh civitas
kampus Pascasarjana yang selalu memberikan dukungan selama perkuliahan.
5.
Ayah dan Ibunda
tercinta, yang selalu memberikan support dan doanya kepada penulis.
6.
Teman-teman
angkatan 2016 yang telah membantu terselesainya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangatlah
sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan
dengan senang hati terbuka menerima kritik demi kesempurnaan karya tulis ini.
Semoga apa yang
telah penulis paparkan dalam karya tulis ini dapat memberikan banyak manfaat
kepada semua pihak, utamanya demi meningkatkan mutu pengetahuan kita. Amin ya
Rabal ‘Alamin.
Tulungagung, 10 Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................ i
PRAKATA................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A.
Latar Belakang......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................... 1
C.
Tujuan….................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................... 3
A.
Metode
Memahami Islam ……….…...................................... 3
B.
Ruang
Lingkup Kajian Penelitian Pendidikan Isla................... 4
C.
Model Penelitian
Kualitatif dalam Pendidikan Islam............... 7
D.
Bentuk-bentuk
Rancangan Penelitian Kualitatif dalam
Pendidikan Islam......................................................................
9
BAB
III ANALISIS TEORI..................................................................... 12
BAB
IV PENUTUP................................................................................... 13
A.
Kesimpulan.............................................................................. 13
B.
Saran......................................................................................... 13
DAFTAR
RUJUKAN………………….........…….……..………….......... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dunia pendidikan Islam
saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari soal rumusan
tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada
persoalan guru, metode, kurikulum dan lain sebagainya.
Salah satu bagian
penting dalam kegiatan penelitian adalah menyusun penelitian yang akan
dilakukan. Ini merupakan bagian yang integral dari tahapan-tahapan dalam
rangkaian proses penelitian. Sebuah rancangan akan memberikan gambaran awal
yang jelas dan terarah kepada peneliti tentang proses kegiatan penelitian.
Sebagai gambaran awal, rancangan penelitian diharapkan dapat menjadi semacam
acuan bagi peneliti untuk memasuki tahapan-tahapan penelitian selanjutnya.
Dalam rancangan penelitian kualitatif (qualitative
approach), penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti proses pendidikan Islam
baik dalam lingkup intern maupun ekstern sekolah. Rancangan penelitian
kualitatif ini berbeda dengan kuantitatif, penelitian ini bersifat luwes, tidak
terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan
kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih
mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.
Tujuan dari makalah ini
agar kita mengetahui dan memikirkan bagaimana menggunakan metode pendidikan
Islam ketika terjun dalam masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak
langsung. Karena dengan mengetahuinya kita setidaknya sudah bisa mengantisipasi
segala problem yang akan kita hadapi saat berada dalam masyarakat khususnya dalam
hal pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Metode Memahami Islam?
2.
Bagaimana Ruang Lingkup Kajian
Penelitian Pendidikan Islam ?
3.
Bagaimana Model Penelitian Kualitatif dalam
Pendidikan Islam?
4.
Bagaimana Bentuk-bentuk Rancangan
Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan Islam?
C.
Tujuan
1.
Untuk
memahami Metode Memahami Islam
2.
Untuk
memahami Ruang Lingkup Kajian Penelitian Pendidikan Islam
3.
Untuk
memahami Model Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan Islam
4.
Untuk
memahami Bentuk-bentuk Rancangan Penelitian Kualitatif dalam
Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode
Memahami Islam .
Dalam buku berjudul
tentang sosiologi Islam, karya Ali Ssari’ati, dijumpai uraian singkat mengenai
metode memahami yang intinya Islam harus dilihat daru berbagai dimensi. Dalam
hal ini ia mengatakan jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandangan, maka yang
akan terlihat hanya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Dalam
hal ini seperti dimensi manusiawinya,
yang mengandung persoalan historis, sosiologis, dan piskologis. Mungkin
kita berhasil tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara
keseluruhan. Buktinya ialah Al Quran yang memiliki dimensi banyak, sebagianya
telah dipelajari sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah. Satu dimensi
misalnya, mengandung aspek-aspek linguistic dan sastra Al Quran. Para sarjana
sastra telah mempelajari secara terperinci. Dimensi lain terdiri atas tema-tema
filosofis dan keilmuan Al Quran yan gmenjadi bahan pemikiran bagi para filosof
serta para teolog.[1]
Uraian diatas mengajak
kita untuk memahami Islam secara komprehensif dengan berpedoman isi ajaran Al
Quran yang diketahui mengandung banyak aspek. Berbagai banyak aspek yang ada
dalam Al Quran jika dipelajari secara keseluruhanya akan menghasilkan pemahaman
Islam yang menyeluruh.[2]
Selanjutnya, terdapat
pula metode memahami Islam yang dikemukakan Nasruddin Razak, menurutnya
memahami Islam secara menyeluruh adalah penting walaupun tidak sefara detail.
Untuk memahami Islam Islam secara benar ini, Nasruddin Nazar mengajukan empat
cara.[3]
1.
Islam harus dipelajari dari sumbernya
yaitu Al Quran dan Al Sunnah Rasulullah, atau melalui pengenalan dari sumber
kitab-kitab fiqih dan tasawuf.
2.
Islam dipelajari secara integral, tidak
dengan cara parsial, artinya ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu
kesatuan yang bulat tidak secara sebagian saja.
3.
Islam perlu dipelajari dari kepustakaan
yang ditulis oleh para ulama besar, kaum zu’ama dan sarjana-sarjana Islam yang
baik, yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam terhadap Al
Quran dan Sunnah Rasulullah denga pengalaman yang indah dari praktik ibadah
yang dilakukan setiap hari.
4.
Islam hendaknya dipelajari dari
ketentuan normative teologis yang ada dalam Al Quran, baru kemudian dihubungkan
dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada didalam masyarakat.
B. Ruang Lingkup Kajian Penelitian
Pendidikan Islam
Adapun ruang lingkup
kajian penelitian pendidikan Islam meliputi:
1.
Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran
yang diberikan pada lembaga-lembaga pendidikan umum mulai tingkat sekolah dasar
sampai perguruan tinggi yang berbasis Islam.
2.
Pendidikan Islam sebagai lembaga
pendidikan formal, non formal dan informal. Lembaga pendidikan Islam sebagai
lembaga pendidikan formal terdiri dari madrasah, pesantren dan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan
Islam sebagai lembaga pendidikan non formal terdiri dari madrasah diniyah,
raudhatul athfal, mesjid, surau dan lain-lain. Lembaga pendidikan Islam sebagai
lembaga pendidikan informal terdiri dari pendidikan keluarga dan lingkungan.
3.
Pendidikan Islam sebagai system. Kajian
ini mencakup dasar dan tujuan pendidikan Islam, tenaga pendidik, peserta didik,
lingkungan, kurikulum, metode dan evaluasi.
4.
Pendidikan Islam dalam konsep dan
sejarah. Kajian konsep mencakup penelitian tentang konsep-konsep pendidikan di
dalam al-Qur’an dan Hadits. Kajian sejarah mencakup penelitian tentang sejarah
pemikiran dan sejarah kelembagaan.[4]
Keempat pernyataan di atas menunjukkan bahwa ruang lingkup
kajian penelitian pendidikan Islam bersifat universal dalam artian mencakup
semua ranah dan dikaji dengan banyak sumber konsep kajian. Selain itu ruang lingkup kajian penelitian pendidikan
Islam, di antaranya berupa komponen-komponen pendidikan yang mencakup:
a.
Interaksi Pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang berdasarkan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta
berbagai sumber pendidikan.
Interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber
pendidikan tersebut dapat berlangsung
dalam situasi pergaulan pendidikan, pengajaran,
latihan, serta bimbingan. Situasi
pergaulan pendidikan tersebut disebut pergaulan edukatif. Dalam pergaulan
edukatif antara peserta didik dengan para pendidik yang dikembangkan
terutama segi-segi afektif yakni nilai-nilai, sikap, minat,
motivasi, disiplin diri, kebiasaan, dan lain-lain.
Interaksi edukatif
yang terjadi dalam proses
pendidikan atau proses
pembelajaran peserta didik
sangat mempengaruhi proses pembelajaran untuk menjapai tujuan yang
diharapkan. Dalam konteks proses belajar mengajar, interaksi edukatif ini
ibarat jembatan bagi proses pembelajaran peserta didik. pencapaian tujuan
pendidikan, terutama pencapaian tujuan pembelajaran.[5]
b.
Tujuan Pendidikan
Kegiatan pendidikan diarahkan
kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan tersebut merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi,
kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Tujuan pendidikan minimal
diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu:
1)
Pengembangan segi-segi
kepribadian
2)
Pengembangan kemampuan kemasyarakatan
3)
Pengembangan kemampuan
melanjutkan studi
4)
Pengembangan kecakapan dan kesiapan
untuk bekerja
Oleh
karena tujuannya positif
maka proses pendidikannya
juga harus positif, konstruktif dan normatif. Tujuan
yang normatif tidak mungkin dapat dicapai dengan perbuatan yang tidak normatif
pula. Oleh sebab itu kepada guru sebagai pendidik dituntut untuk selalu
bersikap, berbuat, berperilaku, dan berpenampilan sesuai dengan norma-norma.[6]
c.
Lingkungan Pendidikan
Proses
pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan
pendidikan. Lingkungan ini mencakup: (a) Lingkungan fisik, terdiri atas
lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat dan
sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang juga hambatan bagi berlangsungnya
proses pendidikan, (b) Lingkungan sosial, merupakan lingkungan
pergaulan antar manusia. Di
lingkungan ini pendidik dan peserta
didik serta orang-orang lainnya terlibat
dalam pendidikan terjadinya
kumunikasi dalam bentuk
pergaulan pendidikan, (c) Lingkungan keagamaan, adalah lingkungan yang
terkait dengan pola-pola kegiatan, perilaku manusia dalam melaksanakan
kewajiban dan nilai-nilai keagamaan (d) Lingkungan intelektual, merupakan kondisi
dan iklim sekitar
yang mendorong dan menunjang
pengembangan kemampuan berpikir.
Lingkungan ini mencakup perangkat lunak, seperti sistem dan
program-program pengajaran, perangkat keras seperti media dan sumber belajar,
serta aktivitas-aktivitas pengembangan dan penerapan kemampuan berpikir, dan
(e) Lingkungan nilai, adalah lingkungan yang turut menata kehidupan nilai bagi individu,
kelompok masyarakat, bangsa.[7]
d.
Pergaulan Pendidikan
Pergaulan
pendidikan dalam proses pengembangannya berlangsung secara informal, alamiah,
dan mungkin juga tidak disadari, walaupun dari sisi pendidik seharusnya selalu
disadari mengatakan bahwa proses pendidikan dalam situasi pergaulan berlangsung
melalui percontohan.
Para
pendidik dengan apa yang mereka perlihatkan, katakan, perbuat, dan berikan.
Pendidikan diberikan dengan
“seluruh penampilan pendidik”,
dengan seluruh hal
yang pendidik perlihatkan kepada
para peserta didik, termasuk hal-hal kurang baik atau tidak mendidik. Inilah
yang disebut kesalahan mendidik. Seharusnya dalam pergaulan pendidikan, para
pendidik hanya memperlihatkan hal-hal positif, yang ingin tumbuh dan berkembang
ada peserta didik, karena dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi
model dan contoh dari konsep pendidikan yang dianutnya.[8]
C. Model Penelitian Kualitatif dalam
Pendidikan Islam
Model dan jenis
penelitian pendidikan Islam secara umum tidak berbeda dengan model dan
jenis-jenis penelitian dalam penelitian pendidikan lainnya. Perbedaannya hanya
terletak pada objek dan sumber kajiannya.
Penelitian dapat
dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, penelitian menggunakan hipotesis dan
penelitian tidak menggunakan hipotesis. Penelitian yang tidak menggunakan
hipotesis biasanya penelitian berbentuk deskriptif, filosofis, historis, dan
penelitian evaluasi. Sedangkan menurut jenis data yang dipergunakan penelitian
dibagi menjadi penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Bogdan dan Taylor
menjelaskan penelitian adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata-kata yang diucapkan yang
dapat diamati.[9].
Namun halnya dengan Indra Prasetia membuat defenisi kualitatif terdiri dari
penelitian historis, deskriptif, perkembangan , kasus dan penelitian lapangan,
kausal komparatif, eksperimen murni atau semu dan kaji tindak.[10]
Penelitian kualitatif
atau sering disebut dengan penelitian kualitatif naturalistik, yaitu jenis
penelitian yang mengkaji dan yang dapat menggambarkan realita sosial yang
komplek dan konkrit. Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif naturalistik
adalah penelitian yang mempelajari orang-orang yang dilakukan dalam latar
ilmiah dan lebih menekankan pada dekripsi data yang diperoleh melalui
penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan
observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Secara garis besar penelitian
kualitatif itu meliputi:
a.
Pendekatan Metode Bervariasi
b.
Latar Belakang Penelitian
c.
Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini
data-data yang diperlukan di peroleh dari dua sumber yaitu:
1)
Data Primer
d.
Prosedur Pengumpulan dan Teknik
Perekaman Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1)
Metode Observasi
Adapun wawancara dari segi
pelaksanaannya, dibedakan menjadi tiga macam meliputi : wawancara bebas
(Inguided Interview), wawancara terpimpin (Guided Interview) dan wawancara
bebas terpimpin.[13]
e.
Analisis Data
Dalam proses Analisis data peneliti
harus memperhatikan: Transkip wawancara, catatan lapangan dari pengamatan,
catatan harian penelitian, catatan kejadian penting dari lapangan, memo dan
refleksi peneliti.
f.
Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan
Data
Adapun tekhnik yang digunakan dalam
pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:
1)
Observasi yang diperdalam
2)
Trianggulasi
Trianggulasi data pun dibagi
menjadi tiga meliputi: Trianggulasi data, trianggulasi
dengan metode dan trianggulasi sumber.[14]
g.
Tahap-Tahap penelitian
Tahap-tahap penelitian yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan proses pelaksanaan
penelitian. Sebagaimana yang dikutip Moleong, penelitian kuliatatif dapat
dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap Pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan,
dan tahap analisis data.[15]
Demikian dapat dikatakan bahwa
pertahapan dalam penelitian ini adalah bentuk urutan atau berjenjang yakni
dimulai pada tahap prapenelitian, tahap pelaksanaan penelitian, tahap
paska-penelitian. Namun walaupun demikian sifat dari kegiatan yang dilakukan
pada masing-masing tahapan tersebut tidaklah bersifat ketat, melainkan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada.
D. Bentuk-bentuk Rancangan Penelitian
Kualitatif dalam Pendidikan Islam
Adapun beberapa bentuk-bentuk rancangan penelitian
kualitatif antara lain:
1.
Grounded Theory (Teoretisasi Data)
Rancangan teori grounded merupakan
prosedur penelitian kualitatif yang sistematik, dimana peneliti melakukan
generalisasi satu teori yang menerangkan konsep, proses, tindakan, atau
interaksi mengenai suatu topik terhadap objek yang akan di teliti dalam sasaran
lemabaga pendidikan Islam dengan level
konseptual yang luas. Tujuan ini untuk menentukan kondisi yang memunculkan
sejumlah tindakan yang berhubungan dengan suatu fenomena dan akibatnya.[16] Dalam dunia pendidikan teori ini
digunakan untuk meneliti bagaimana proses kegiatan pengajaran, proses bimbingan,
pengelolaan kelas/manajemen kelas, dan bagaimana hubungan antara guru dan siswa
di sekolah.
2.
Rancangan Penelitian Etnografik
Rancangan penelitian etnografik
merupakan prosedur penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan, menganalisa,
dan menginterprestasi pola prilaku, kepercayaan, dan bahasa bersama dari
sekelompok budaya yang berkembang pada seluruh waktu. Dalam lingkungan pendidikan
penelitian ini dirancang untuk meneliti tentang bagaimana kurikulum yang
diterapkan, serta metode apa yang digunakan guru untuk mengajar.
3.
Rancangan Penelitian Naratif
Dalam rancangan ini, seorang
peneliti mendeskripsikan kehidupan individual, mengumpulkan dan menceritakan
informasi tentang kehidupan individu-individu, serta melaporkannya secara
naratif tentang pengalaman-pengalaman mereka. Dalam bidang pendidikan misalnya,
meneliti bagaimana perkembangan psikososial anak didik serta aktifitas-aktifitasnya
baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
4.
Rancangan Study Kasus
Penelitian dalam rancangan study
kasus dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan
makna sesuatu/subyek yang diteliti. Penelitian ini lebih mementingkan proses
dari pada hasil, lebih mementingkan konteks dari pada suatu variabel khusus,
lebih ditunjukan untuk menemukan sesuatu dari pada kebutuhan konfirmasi. Penelitian ini menganalisa bagaimana
keadaan individu peserta didik, dalam persoalan sosialnya maupun pola
kehidupannya baik dalam hal pergaulan maupun sikap di dalam masyarakat.
5.
Rancangan Metode Campuran
Dalam penelitian metode campuran,
peneliti mengkombinasikan data kuantitatif dengan data kualitatif, yaitu untuk
menerangkan dan mengeksplor problem penelitian dengan cara terbaik. Rancangan
metode ini merupakan prosedur untuk mengumpulkan data kuantitatif dan data
kualitatif dalam satu penelitian tunggal, dan untuk menganalisa dan melaporkan
data ini berdasarkan prioritas, sekuensi, dan level integrasi informasi.
Biasanya rancangan ini ditujukan
dalam pengisian hasil studi/nilai akhir sekolah, menganalisis nilai siswa,
serta untuk menentukan pengembangan diri masing-masing siswa selama mengkuti
pembelajaran.
6.
Rancangan Penelitian Tindakan (Action
Research)
Penelitian ini memanfaatkan data
kuantitatif dengan data kualitatif seperti metode campuran, akan tetapi
fokusnya lebih merupakan terapan. Tujuan penelitian ini dalam dunia pendidikan
adalah untuk meningkatkan praktek pendidikan dan pengajaran dimana guru
melaksanakannya berkaitan dengan problem yang mereka hadapi dalam setting
sekolah. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran rancangan penelitian tindakan
merupakan prosedur sistematik yang dipakai oleh guru (atau peneliti) untuk
mengumpulkan data kuantitatif dan atau data kualitatif tentang cara-cara mereka
bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana baiknya siswa belajar.[17]
BAB III
ANALISIS
1. Metode memahami Islam bukan hanya tekstual
Al Quran Hadits maupun kontekstual tapi berbagai kajian-kajian Islam
kontemporer yang memberikan gambaran baru untuk melihat problem realitas. Hal
ini diperlukan data objek yang riel bila penelitian kualitatif maka bukan data
dari objek tersebut akan tetapi diperlukan data sumber lain yang bersifat
ilmiah seperti mencari informasi lain yang diambil dari makalah konferensi,
buku, dan dokumen pemerintah. Untuk
menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian dengan
literature-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian
sebelumnya.[18]
2. Ruang
lingkup kajian penelitian pendidikan Islam sangat luas untuk mencari informasi
yang akan di kaji, bukan hanya di dalam internal maupun eksternal pendidikan Islam akan tetapi yang
bersifat universal dalam memahami Islam dari sejarah Islam sampai kajian
kontemporer.
3. Model penelitian kualitatif dalam pendidikan bisa tindakan
kelas, observasi tempat, data wawancara, data dokumen.
4. Bentuk-bentuk
rancangan penelitian kualitatif pendidikan Islam menyesuaikan kebijakan
akademik karna setiap dunia akademik berbeda-beda cara menyusun bentuk
rancangan penelitian, meskipun berbeda akan tetapi subtansinya sama dalam
memrancang sebuah penelitian.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan Islam merupakan upaya untuk menyajikan
konsep visi misi agama, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
prilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Misalkan dapat
berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang. Rancangan
penelitian kualitatif dalam pendidikan Islam penelitiannya bersifat sementara,
karena ketika penelitian berlangsung, peneliti secara terus menerus
menyesuaikan rancangan tersebut dengan proses penelitian dan kenyataan yang
terjadi di lapangan khususnya di dalam dunia pendidikan.
2. Ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam ialah
mata pelajaran, lembaga, konsep dan sejarah.
3. Model penelitian kualitatif antara lain observasi,
pengumpulan data, perekaman data, wawancara.
4. Bentuk-bentuk
rancangan penelitian kualitatif antara lain grounded theory, penelitian
etnografik, penelitian naratif, Rancangan Study Kasus, Metode Campuran, dan
Rancangan Penelitian Tindakan (Action Research). Sedangkan konteks pendekatan
kualitatif, elemen dan unsur-unsur utama sebagai isi rancangan penelitian dalam
pendidikan adalah konteks penelitian, fokus kajian, tujuan penelitian, ruang
lingkup dan setting penelitian, perspektif teoritik dan kajian pustaka, dan
metode yang digunakan.
B. Saran
Dari uraian diatas maka penulis mempunyai beberapa saran untuk pihak-pihak
yang bersangkutan dengan permasalahan sosial dan pendidikan. Adapun sasaran
tersebut, sebagai berikut:
1. Bagi personalia pendidikan
Seharusnya bagi guru atau pendidik membiasakan memperhatikan lingkungan disekitarnya, bisa melalui
observasi, wawancara atau melihat sejarahnya. Hal ini untuk membangun kualitas
para guru untuk memajukan lembaga pendidikan.
2. Bagi pembaca
Karya tulis
ini dapat digunakan sebagai bahan menambah wawasan terkait penelitian kualitatif
dalam pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi. Pendekatan
Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Anselm, Strauss, dan Juliet Corbin. Dasar-dasar
Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Creswell, Jhon. Research
Design: Qualititative Quantitative and Mixed Methods A pproaches. Terjemah Ahmad Fawaid. Yogyakarta, 2010.
Indra, Prasetia. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: FKIP UMSU, 2012.
Lexy J, Moeleong.
Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Nana, Syaodih, Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Logos Kencana, 2005.
Nata, Abuddin. Metodologi
Studi Islam. Jakarta:
Raja Grafindo, 2014.
Salim, Syahrum. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung
: Cipustaka Media, 2007.
Sitorus, Masganti. Metodologi
Penelitian Pendidikan Islam. (Medan:
IAIN Press, 2011.
Suharsimi, Ari, Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis. Jakarta:Bina
Aksara, 1993.
[12]Suharsimi Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
praktis. (Jakarta:Bina Aksara, 1993), 28.
[16]Anselm Strauss dan Juliet Corbin,
Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), 290.
[17]Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya Dalam
Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 56.
[18]Creswell Jhon W, Research Design: Qualititative Quantitative
and Mixed Methods A pproaches, Terjemah Ahmad Fawaid, (Yogyakarta, 2010),
40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar